Memasak adalah sebuah seni tingkat
tinggi yang dapat mengkonversi cinta menjadi bentuk yang dapat dinikmati secara
kasat mata. Dan kita semua telah tahu, apa
sih yang dibubuhi dengan cinta dan tak berubah menjadi lebih indah dan nikmat? Sebuah
susunan kayu, pasir, tanah, busa, dan berbagai elemen lain yang dibubuhi dengan
cinta, maka jadilah rumah. Namun, hal ini juga lah yang menyebabkan mustahil
lahir masakan enak dari orang yang tidak mencintai masakan, ataupun memasak. Akan
cukup sulit bagi orang yang lebih suka kulitnya putih dan terlihat cantik dan
membenci panasnya dapur untuk membuat
masakan yang mampu membahagiakan bagi yang memakannya.
Akan tetapi memang terkadang cinta
saja tak cukup untuk membuat sebuah masakan enak untuk setiap orang, karena mustahil
menciptakan sebuah masakan yang disukai setiap manusia! Simbah ku yang sudah
sedari jaman Indonesia masih dijajah jepang makannya hanya daun singkong dan tempe,
ketika ku bawakan oleh – oleh Maccaroni n Cheese beliau lebih memilih berhenti
memakan setelah gigitan pertama. Beberapa teman ku yang berasal dari Sumatera
ketika tengah bermain ke Jogja dan ku ajak menikmati Gudeg Jogja, mereka berujar
“Nggak suka aku, Do. Enek, terlalu manis,” sembari menggoyangkan seluruh badan.
Akan tetapi memang begitulah hidup, berusaha membuat setiap orang bahagia
dengan apa yang kita lakukan itu setara dengan membuat hujan turun ke langi. Bagaimanapun aku berusaha mengemas,
membungkus, dan mempercantik sebuah tindakan, beberapa orang memang ditakdirkan
untuk membenci, beberapa orang diciptakan dengan lidah yang berbeda.
Sumber |
Bahkan masakan yang sesuai dengan
lidah kita, yang dimasak dengan penuh cinta dan perhatian yang hanya ditujukan
untuk kita pun terkadang kita menolak untuk memakannya. Berkilah dengan
berbagai alasan beberapa dari kita lebih memilih pergi ke beberapa restoran “hitz”
ketimbang menikmati semangkuk cinta buatan Ibu. Kita ini memang suka bertindak
bodoh –kok kayak tulisan sebelumnya- tak menyadari sesuatu itu berharga hingga
sesuatu itu hilang dari kita, adakah yang lebih indah dari semangkuk cinta yang
penuh seni dan perhatian karya Ibu di pagi hari? Nikmatilah, nikmatilah,
sebelum Tuhan meminta Ibu kita berkarya di surga sana, nikmatilah…