Mimpi. Bolehkah aku
menyebut mimpi sebuah “ketidakjelasan” ? Yah, pada faktanya aku tak perlu
izinmu untu melakukannya. Daedalus dan anaknya yang terkurung dalam labirin
gelap, selalu memimpikan langit yang luas, memimpikan sebuah kebebasan. Dengan usaha
yang tidak mudah, mereka membangun sayap mereka, dari bulu – bulu yang mereka “pinjam”
dari burung yang kemudian disatukan
dengan lilin. Pada akhirnya mereka dapat bebas, dapat menggapai langit luas
yang selalu menjadi impian mereka. Namun apa yang terjadi setelahnya? Ya,
Icarus tidaklah puas dengan impian yang telah diraihnya, dia menginginkan
sesuatu yang lebih, yang pada akhirnya membuat sayapnya terbakar matahari dan
tubuhnya ditelan lautan.
Sumber : Glory of Icarus |
Dalam berbagai
lukisan maupun puisi, Icarus digambarkan sebagai simbol keberanian, keberanian
dalam menyongsong hal baru. Luar biasa, seorang manusia yang mati “dibunuh”
oleh mimpinya dijadikan sebuah simbol keberanian. Berminatkah kamu mengikuti jejak
Icarus?
Sewaktu aku
duduk di bangku kelas 5 Sd, seorang guru bertanya apakah impianku. Kemudian dengan
gampangnya aku menjawab, aku ingin jadi aktor. Jawaban yang bisa dibilang ingin
mendapatkan kesan keren diantara teman – teman. Atau juga bisa dibilang jawaban
yang muncul akibat salah didik oleh para guru, guru yang hanya sekedar
menanamkan bahwa impian adalah sebuah profesi. “Kalau udah besar mau jadi apa?”
“Jadi polisi ya, biar bisa nangkep banyak penjahat”.
Sewaktu duduk di
bangku sekolah menengah, pelajaran yang dianggap sangat sulit adalah Fisika. Dan
saat itu juga aku memutuskan untuk hebat dalam pelajaran Fisika, aku ingin
menjadi ahli di bidang yang banyak orang tak bisa. Aku ingin dianggap hebat oleh
teman – temanku, mungkin. Kemudian impianku kian meninggi, bermimpi mendapat
medali emas OSN, bakhan olimpiade internasional. Hampir kemanapun aku pergi,
aku selalu membawa sebuah buku Fisika dan sebuah pensil. Pada akhirnya mimpi –
mimpi itu berguguran, aku hanya mampu juara di kabupaten, tanpa mampu berbuat
banyak di profinsi. Aku gagal keren, dan sekarang aku berfikir, saat itu
mungkin aku akan terlihat lebih keren kalau sering berbagi ilmu dengan teman –
temanku, tak hanya sibuk sendiri, terbang sendiri.
Dunia terus
berputar, waktu terus berjalan. Aku masih belum mampu menemukan impianku. Beberapa
waktu lalu saat aku membaca komik Yotsubo&! , aku memimpikan menjadi ayah
Yotsubo. Yang bekerja hanya dikamar dan menghabiskan sepanjang hari bersama
anak tercinta, bersepeda keliling komplek bersama, masak bersama, memancing
bersama. Di lain waktu, ketika aku tengah melakukan kerja part-time aku melihat kedai Pie di sebelah tempatku bekerja adalah
kedai yang dimiliki sepasang kekasih. Kemudian saat itu aku pun bermimpi ingin memiliki
kedai seperti itu, untuk kemudian menghabiskan
seluruh hidupku di kedai itu bersama istriku. Aku yang bagian bar, dia yang
bagian cook. Aku membuat minum, dia membuat cupcake.
Ah, kenapa aku malah tebar kode begini? Sudahlah namanya juga bermimpi.
Semoga aku tahu batas kekuatan lilin yang
menyatukan sayap – sayapku,aku tak ingin bulu sayapku jatuh berhamburan, aku
tak ingin ditelan lautan, aku tak ingin seperti Icarus.
Bagus mas tulisannya, nggak rugi daritadi baca hehehe
BalasHapuswww.fikrimaulanaa.com