“KRIIIIING......!!!!” hampir 3 hari ini setiap jam
7 aku selalu dibuat jengkel alarm. Bukan hanya sebuah, namun 3, 3 alarm! Semua alarm itu juga ku letakkan jauh dari jangkauan, mau tak mau untuk membungkamnya aku harus bangun terlebih dahulu. Bukan tanpa alasan aku sengaja meletakkan monster - monster itu di kamarku setiap menjelang tidur. Iya kalau bukan karena alarm itu memainkan peran “antagonis” di pagi hariku, mungkin aku sudah kehilangan banyak
pelajaran hebat di pelatihan kepemanduan.
Iya akhir – akhir ini aku sibuk di
kepelatihan pemandu, yah intinya sih pelatihan buat menyambut mahasiswa baru
nanti. Yah pada faktanya hampir semua materi sudah pernah didapat di training
semasa sma dulu. Tapi ada yang sedikit berkesan, ini pertama kalinya ada yang
mengenal sekolah ku di UGM. Ketika trainer bertanya tentang alumni sma mana,
aku jawab SMART Ekselensia Indonesia. Lalu apa kata dia? “Waaaaah..., saya tau
itu,”. Bukan cuma kaget tapi juga takjub, yah meski makna dua kata tadi hampir sama.
Coba bayangkan saja aku adalah lulusan ke 4 dari sekolahku, yang bisa dibilang
sekolahku adalah sekolah berumur jagung, masih kalah jauh sama sekolah “keren”
di kota kota yang UMUR nya sudah hampir 50 tahun lebih. Bahkan ketika
pendaftaran UGM aku sedikit kecewa sama ugm, SMA ku tak tercantum dalam
database UGM. Sampai sekarang setiap melihat portal akademik yang tertulis di
sana adalah SMTA Lain-Lain. Jadi akhirnya waktu itu aku paham kenapa bahkan
berkas snmptn undanganku nggak akan dibaca. Sebenarnya aku cukup iri sama anak –
anak dari sma “keren” apalagi yang di Jogja, yang bisa “pindah kelas” ke UGM. Tapi
kalau ujian tertulis memanglah, tak dapat berbohong kemampuan itu. Sudahlah cerita
sedikit tentang sekolah kebanggaanku. Jadi selidik punya selidik trainer tadi
adalah salah seorang donatur sekolah, aku jadi makin kagum sama dia.
Yah tapi sebenarnya yang lebih
menginspirasi adalah sebuah video tentang iklan asuransi buatan thailand yang
diputar dalam training itu. Video tentang seorang wanita yang di vonis
menderita kanker dan hidupnya hanya tinggal 2 tahun lagi. Pertanyaanya adalah
apa yang akan kita lakukan jika kita yang mengalami hal itu? Berfoya – foya menikmati
sisa hidup atau justru depresi? Aku lupa nama nama tokoh dalam video itu, tapi
aku ingat dia berusaha membesarkan 3 anak yang semuanya memiliki kekurangan
masing masing. Yang dia lakukan adalah memberikan sebuah “arti” dari hidup 3
anak yang dia besarkan.
“ A worthy life is a life that
could give another life a means,”
Mungkin itulah kata – kata yang
sangat memberikanku sebuah motivasi. Yah kalau penulisannya salah itu 100%
kesalahan ku yang tidak bisa bahasa inggris. Jadi dari training inilah aku
menemukan LTO ku, menemukan orientasi jangka panjangku. Mencoba memberi makna
hidup orang lain, jangan tertawa! Iya memang bahkan hidupku pun belum bermakna.
Tapi bagaimana kalau memang makna dari hidupku adalah untuk memberikan makna
bagi hidup orang lain? Yasudahlah, bahkan baut paling berkarat dari sebuah
mesin tetaplah memberikan makna bagi mesin itu. Biarlah aku
baut berkarat bagi Indonesia, aku akan berusaha memberi makna hingga saatnya baut lain memberikan makna yang
lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pengunjung yang baik meninggalkan jejak. :)