Rembulan : Indah, tapi Tak Dapat Kau Sentuh,
Tak Dapat Kaumiliki
[FIKSI-CERPEN-DITULIS DI HAPE-9MENIT]
Alkisah dalam dunia yang tak
pernah bisa terjamah oleh orang lain. Bahkan mungkin kamu tak akan pernah
memahaminya! Hanya malaikat, Iblis, dan aku yang tau. Dunia antah berantah!
-------
Aku seperti biasa,
menghabiskan malam memandangi rembulan yang tengah tersenyum. Udara dingin di
pegunungan palsu ini sangat menusuk, memaksaku melipat tangan di dada, aroma
batu kapur yang memenuhi area ini sangat menenangkan hati. Suara sapi tetangga
sesekali mengiringi suara jangkring - jangkrik yang sedari maghrib tadi sudah
bernyanyi riang, seperti alunan Buble yang mampu membawamu kedunia lain.
Sesekali aku menyeruput teh
yang kuletakkan tepat disebelahku, yang sudah mulai dingin terkena udara malam,
berkali - kali pula simbah ku memanggilku untuk masuk ke dalam rumah. Tapi aku
acuhkan. Aku masih ingin memandangi dia, yang tengah tersenyum dilangit sana.
Rembulan. Yang senyumannya mengingatkan ku akan seorang gadis yang kusuka.
Aku mengambil HP ku, melihat
beberapa recent updates, tak terlalu fokus hanya sekilas melihat. Kemudian
pindah ke Twitter, membaca beberapa kicauan teman - teman lain, semua nya
terasa dekat. Bahkan yang jauh di ujung ternate sana, seolah - olah tengah
bercakap- cakap ria bersamaku. Kembali lagi aku ke recent updates, dan !
DUGG!!!
Jantungku secara spontan
berdetak sangat kencang. Kaget? Emosi? Cemburu? Ah aku tak tau apa yang aku
rasakan! Aku klik menu option, kemudian
view contact profile, kemudian aku menekan tepat ditengah display picture!
DUGGG!!!! DUUG!!! Detak
jantungku semakin menjadi, tangan ku gemetaran, badanku bahkan mulai
berkeringat! Aku kenapa?! Aku sebenernya kenapaa? Aku mengalihkan pandangan ke
rembulan, kemudian aku bertanyaa?! Aku kenapa rembulan? apakah aku sakit?
Rembulan itu hanya tersenyum,
tak mengeluarkan sepatah kata apapun. Tapi kemudian aku mendengar sebuah suara.
I: Kamu tengah dilanda
cemburu temanku! Kamu marah melihat dia! Lihat lah dia, dia bersama seseorang
mengendarai sesuatu yang berwarna warni itu! Kamu tengah marah temankuuu!!! Ayo
habisi diaa!!
M: kamu hanya kaget
saudaraku, percayalah semua nya baik baik saja.
I : baik - baik saja
Gundulmu. Lihat gambar itu, Gadis yang kau idam - idamkan sejak lama itu, gadis
yang kau puja puja itu bersama laki - laki lain! Kamu marah temanku! Ayo hajar
dia!!!
Aku marah? Iyakah aku marah?
Apakah gemertaran ini pertanda kemarahan? Jantungku berdegup kencang ini
kemarahan? Sepertinya iya! Aku marah! Tapi aku tak bisa bergerak, tak bisa
berpaling. Senyuman rembulan itu terlalu indah untuk kulewatkan malam ini, aku
tak ingin terlihat marah di depan senyumanya!
M: kamu bukan marah
saudaraku, percayalah. Itu hanya gejala kaget, minumlah teh itu, nanti akan
baik - baik saja.
I: Aaah!! Jangan percaya si
sok suci itu! Dia cuma mau mencegahmu mengambil kembali sesuatu yang sudah
seharusnya menjadi milikmu. Gadis impianmu!!! Gadis yang senyumnya kau idam -
idamkan. Gadis yang rela membuat mu menghabiskan setiap malam memandangi
rembulan!!!! Ayo rebut kembali dia! Dia milik mu!!
Iya!!! Aku harus merebut
sesuatu yang seharusnya menjadi milikku. Bagaimana caranya? Apa yang harus
kulakukan? Haruskah aku membunuh yang bersamanya? Apa yang harus kulakukaaan!!
M: tenanglah..., minumlah teh
hangat itu, tunggulah hingga tenang. Barulah kamu bisa berfikir jernih.
DIAAM!!! Aku hanya ingin
mengambil kembali sesuatu yang menjadi milikku!!!
I : Benaaar! Ayo ambil
kembaliii!!!
M: Dia bukan milikmu,
Saudaraku!
Aku terdiam. Sadar? Bukan,
hanya kebingungan yang semakin menghantui.
I: jelas lah dia milikmu,
senyuman seindah itu sudah seharusnya menjadi milikmu, Temanku!!
M: saudaraku, lihatlah
kembali display picture itu. Lihatlah baik - baik gadis pujaan mu itu. Lihat.
Lihatlah keindahan senyumnya, guratan mata nya. Lihatlah kebahagiaan yang
mengalir melalui senyum itu. Bukankah itu yang membuatmu jatuh cinta padanya?
Aku hanya mengangguk. I pun
terdiam.
M: kalau kamu membunuh yang
bersama nya? Bukankah senyum itu akan hilang? Kamu akan sedih jika itu terjadi
kan saudaraku? Seperti gerhana beberapa bulan yang lalau, ketika bulanmu
dimakan oleh setan? Kamu merasa sangat sedih? Iayakan?
Aku kembali mengiyakan. I
masih belum bersuara.
M: Lihatlah kembali gadis
itu, itu senyuman yang belum pernah kita lihat kan? Dia tersenyum bahagia.
Tidakkah yang kamu inginkan dia selalu tersenyum seperti itu?
Aku ingin melihatnya terus
begitu. Kamu benar M! Kamu benar! I kebingungan.
M: biarlah dia bersama
seseorang itu, bukankah yang terpenting bagimu dia bahagia? Bukankah yang
terpenting bagimu dia tersenyum? Bukankah yang terpenting rembulan menghiasi
langit?
Iya M, iyaa, aku tau. Tapi
ini, sakit. Perih M. Lihat! Air mengalir dari mataku? Apa yang terjadi M? Aku
tak akan mati kan? M aku baik baik saja kan?
M: Tenang saudaraku, itu
membuktikan bahwa kamu manusia, percayalah. Kebahagiaan nya adalah
kebahagiaanmu suatu saat nanti. Biarlah perih sementara, lihatlah senyuman
rembulan itu, itu akan mengobatimu.
Aku terpaku, memandangi
rembulan. Rembulan dalam bentuk sabit terindah. Perlahan - lahan aku merasa
nyaman. Air mataku mulai berhenti mengalir. Rembulan itu membuatku tenang.
Rembulan itu membawaku pada setiap memori senyum gadis itu. Biarlah dia bersama
orang lain. Selama ia terus tersenyum, aku pasti bahagia. Sampai suatu saat
nanti, kutemukan juga belahan hatiku. Teruslah bersinar rembulan, teruslah
tersenyum, Gadis. Aku menyayangimu.
Gunungkidul, 4 Agustus 2014. 22:35.
Rembulan terindah yang pernah kulihat