5 Agustus 2014

Rembulan

Rembulan : Indah, tapi Tak Dapat Kau Sentuh, 
Tak Dapat Kaumiliki
[FIKSI-CERPEN-DITULIS DI HAPE-9MENIT]

Alkisah dalam dunia yang tak pernah bisa terjamah oleh orang lain. Bahkan mungkin kamu tak akan pernah memahaminya! Hanya malaikat, Iblis, dan aku yang tau. Dunia antah berantah!

-------

Aku seperti biasa, menghabiskan malam memandangi rembulan yang tengah tersenyum. Udara dingin di pegunungan palsu ini sangat menusuk, memaksaku melipat tangan di dada, aroma batu kapur yang memenuhi area ini sangat menenangkan hati. Suara sapi tetangga sesekali mengiringi suara jangkring - jangkrik yang sedari maghrib tadi sudah bernyanyi riang, seperti alunan Buble yang mampu membawamu kedunia lain.

Sesekali aku menyeruput teh yang kuletakkan tepat disebelahku, yang sudah mulai dingin terkena udara malam, berkali - kali pula simbah ku memanggilku untuk masuk ke dalam rumah. Tapi aku acuhkan. Aku masih ingin memandangi dia, yang tengah tersenyum dilangit sana. Rembulan. Yang senyumannya mengingatkan ku akan seorang gadis yang kusuka.

Aku mengambil HP ku, melihat beberapa recent updates, tak terlalu fokus hanya sekilas melihat. Kemudian pindah ke Twitter, membaca beberapa kicauan teman - teman lain, semua nya terasa dekat. Bahkan yang jauh di ujung ternate sana, seolah - olah tengah bercakap- cakap ria bersamaku. Kembali lagi aku ke recent updates, dan !

DUGG!!!

Jantungku secara spontan berdetak sangat kencang. Kaget? Emosi? Cemburu? Ah aku tak tau apa yang aku rasakan!  Aku klik menu option, kemudian view contact profile, kemudian aku menekan tepat ditengah display picture!

DUGGG!!!! DUUG!!! Detak jantungku semakin menjadi, tangan ku gemetaran, badanku bahkan mulai berkeringat! Aku kenapa?! Aku sebenernya kenapaa? Aku mengalihkan pandangan ke rembulan, kemudian aku bertanyaa?! Aku kenapa rembulan? apakah aku sakit?

Rembulan itu hanya tersenyum, tak mengeluarkan sepatah kata apapun. Tapi kemudian aku mendengar sebuah suara.

I: Kamu tengah dilanda cemburu temanku! Kamu marah melihat dia! Lihat lah dia, dia bersama seseorang mengendarai sesuatu yang berwarna warni itu! Kamu tengah marah temankuuu!!! Ayo habisi diaa!!

M: kamu hanya kaget saudaraku, percayalah semua nya baik baik saja.

I : baik - baik saja Gundulmu. Lihat gambar itu, Gadis yang kau idam - idamkan sejak lama itu, gadis yang kau puja puja itu bersama laki - laki lain! Kamu marah temanku! Ayo hajar dia!!!

Aku marah? Iyakah aku marah? Apakah gemertaran ini pertanda kemarahan? Jantungku berdegup kencang ini kemarahan? Sepertinya iya! Aku marah! Tapi aku tak bisa bergerak, tak bisa berpaling. Senyuman rembulan itu terlalu indah untuk kulewatkan malam ini, aku tak ingin terlihat marah di depan senyumanya!

M: kamu bukan marah saudaraku, percayalah. Itu hanya gejala kaget, minumlah teh itu, nanti akan baik - baik saja.

I: Aaah!! Jangan percaya si sok suci itu! Dia cuma mau mencegahmu mengambil kembali sesuatu yang sudah seharusnya menjadi milikmu. Gadis impianmu!!! Gadis yang senyumnya kau idam - idamkan. Gadis yang rela membuat mu menghabiskan setiap malam memandangi rembulan!!!! Ayo rebut kembali dia! Dia milik mu!!

Iya!!! Aku harus merebut sesuatu yang seharusnya menjadi milikku. Bagaimana caranya? Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku membunuh yang bersamanya? Apa yang harus kulakukaaan!!

M: tenanglah..., minumlah teh hangat itu, tunggulah hingga tenang. Barulah kamu bisa berfikir jernih.

DIAAM!!! Aku hanya ingin mengambil kembali sesuatu yang menjadi milikku!!!

I : Benaaar! Ayo ambil kembaliii!!!

M: Dia bukan milikmu, Saudaraku!

Aku terdiam. Sadar? Bukan, hanya kebingungan yang semakin menghantui.

I: jelas lah dia milikmu, senyuman seindah itu sudah seharusnya menjadi milikmu, Temanku!!

M: saudaraku, lihatlah kembali display picture itu. Lihatlah baik - baik gadis pujaan mu itu. Lihat. Lihatlah keindahan senyumnya, guratan mata nya. Lihatlah kebahagiaan yang mengalir melalui senyum itu. Bukankah itu yang membuatmu jatuh cinta padanya?

Aku hanya mengangguk. I pun terdiam.

M: kalau kamu membunuh yang bersama nya? Bukankah senyum itu akan hilang? Kamu akan sedih jika itu terjadi kan saudaraku? Seperti gerhana beberapa bulan yang lalau, ketika bulanmu dimakan oleh setan? Kamu merasa sangat sedih? Iayakan?

Aku kembali mengiyakan. I masih belum bersuara.

M: Lihatlah kembali gadis itu, itu senyuman yang belum pernah kita lihat kan? Dia tersenyum bahagia. Tidakkah yang kamu inginkan dia selalu tersenyum seperti itu?

Aku ingin melihatnya terus begitu. Kamu benar M! Kamu benar! I kebingungan.

M: biarlah dia bersama seseorang itu, bukankah yang terpenting bagimu dia bahagia? Bukankah yang terpenting bagimu dia tersenyum? Bukankah yang terpenting rembulan menghiasi langit?

Iya M, iyaa, aku tau. Tapi ini, sakit. Perih M. Lihat! Air mengalir dari mataku? Apa yang terjadi M? Aku tak akan mati kan? M aku baik baik saja kan?

M: Tenang saudaraku, itu membuktikan bahwa kamu manusia, percayalah. Kebahagiaan nya adalah kebahagiaanmu suatu saat nanti. Biarlah perih sementara, lihatlah senyuman rembulan itu, itu akan mengobatimu.

Aku terpaku, memandangi rembulan. Rembulan dalam bentuk sabit terindah. Perlahan - lahan aku merasa nyaman. Air mataku mulai berhenti mengalir. Rembulan itu membuatku tenang. Rembulan itu membawaku pada setiap memori senyum gadis itu. Biarlah dia bersama orang lain. Selama ia terus tersenyum, aku pasti bahagia. Sampai suatu saat nanti, kutemukan juga belahan hatiku. Teruslah bersinar rembulan, teruslah tersenyum, Gadis. Aku menyayangimu.

Gunungkidul, 4 Agustus 2014. 22:35.
Rembulan terindah yang pernah kulihat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung yang baik meninggalkan jejak. :)